C. Berdiri di Atas Bukit Shafa dan Marwah
Kemudian beliau keluar dari “pintu Shafa” menuju ke bukit Shafa. Setelah mendekati bukit Shafa, beliau membaca:
“Sesungguhnya Shafa dan Marwah adalah sebagian dari syi’ar Allah, maka barangsiapa yang beribadah haji ke Baitullah atau ber-umrah, maka tidak ada dosa baginya me-ngerjakan sa’i antara keduanya. Dan barang-siapa yang mengerjakan suatu kebajiikan dengan kerelaan hati, maka sesungguhnya Allah Mahamensyukuri kebaikan lagi Maha-mengetahui.”
أَبْدَأُ بِمَا بَدَأَ اللهُ بِهِ
“Aku memulai dengan apa yang dimulai oleh Allah.”
Lalu beliau memulai dengan menaiki bukit Shafa hingga beliau melihat Ka’bah, kemudian menghadap ke arah kiblat (Ka’bah,-Pent). Maka beliaupun mentauhidkan Allah dan mengagungkan-Nya, serta mengucapkan:
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرٍيْكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ أَنْجَزَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ اْلأَحْزَابَ وَحْدَهُ
“Tiada Ilah yang haq kecuali Allah Yang Mahaesa, tiada sekutu bagi-Nya, milik-Nya segala kekuasaan dan milik-Nya pula segala pujian, dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Tiada Ilah yang haq, kecuali Dia-Yang Mahaesa, Dia telah memenuhi janji-Nya, menolong hamba-Nya dan mengalahkan golongan yang bersekutu (pasukan gabungan) dengan sendirian.”
Lalu beliau berdo’a di antara bacaan itu, beliau mengucapkan bacaan ini sebanyak tiga kali.
Kemudian beliau turun (dari bukit Shafa,-Pent) menuju ke bukit Marwah, hingga apabila ke-dua kakinya telah menginjak ditengah lembah itu, beliau berlari , hingga apabila kedua kaki-nya mulai mendaki, beliau berjalan (seperti biasa), hingga tiba di Marwah, lalu menaikinya hingga melihat Baitullah , dan beliau lakukan di Marwah seperti apa yang beliau lakukan di Shafa.”
D. Perintah Nabi Shalallaahu alaihi wasalam Kepada Para Sahabat Untuk Menjadikan Haji Mereka Sebagai Umrah.
Hingga pada akhir putaran sa’inya ketika berada di bukit Marwah, beliau bersabda:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ لَوْ أَنِّى اسْتَقْبَلْتُ مِنَ أَمْرِىْ مَا اسْتَدْبَرْتُ لَمْ أَسُقِ الْهَدْىَ وَ جَعَلْتُهَا عُمْرَةً فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ لَيْسَ مَعَهُ هَدْيٌ فَلْيَحِلَّ وَلْيَجْعَلْهَا عُمْرَةً
“Hai sekalian manusia, seandainya aku mengetahui (ketika permulaan melaksanakan haji ini) apa-apa yang kuketahui sekarang ini, niscaya akau tidak akan membawa/menggiring binatang hadyu, dan akan kujadikan (pekerjaan hajiku ini) sebagai umrah , maka barangsiapa di antara kalian yang tidak menyertakan binatang hadyu bersamanya (yang tidak membawa binatang hadyu,-Pent) hendaklah ia berta-hallul dan menjadikan (amalannya berupa thawaf dan sa’i yang telah dilakukannya,-Pent) sebagai umrah.”
Dalam riwayat lain beliau bersabda:
أَحِلُّوْا مِنْ إِحْرَامِكُمْ فَطُوْفُوْا بِالْبَيْتِ وَبَيْنَ الصَّفَا وَالْمَرْوَةِ وَقَصِّرُوْا وَأَقِيْمُوْا حَلاَلاً حَتَّى إِذَا كَانَ يَوْمُ التَّرْوِيَةِ فَأَهِلُّوْا بَالِحِجِّ وَاجْعَلُوْا الَّتِيْ قَدِمْتُمْ بِهَا مُتَعَةً
“Bertahallullah dari ihram kalian, maka thawaflah di Baitullah dan di antara Shafa dan Marwah, serta pendekkanlah (rambut-rambut kepala kalian), dan tinggallah (di Makkah,-Pent) sebagai orang yang halal (yang tidak dalam keadaan berihram,-Pent) hingga datangnya hari Tarwiyah , maka berihram-lah untuk haji dan jadikanlah apa yang telah kalian datang dengannya sebagai haji Tamattu’.”
(Selanjutnya, Jabir Radhiallaahu anhu berkata:-Pent)
Maka bangkitlah Suraqah bin Malik bin Ju’syum (yang pada saat itu dia berada di kaki bukit Marwah), ia berkata:
يَا رَسُوْلَ اللهِ، أَرَأَيْتَ عُمْرَتَنَا؟ – وَفِيْ لَفْظٍ: مُتْعَتَنَا؟- أَلِعَامِنَا هَذَا أَمْ لأَبَدٍ؟ فَشَبَّكَ رَسُوْلُ اللهِ أَصَابِعَهُ وَاحِدَةً فِيْ أُخْرَى وَقَالَ: دَخَلَتِ الْعُمْرَةُ فِيْ الْحَجَّ –مَرَّتَيْنِ- (إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ) “لاَ” بَلْ لأَبَدٍ أَبَدٍ
“Ya Rasulullah bagaimana pendapatmu tentang umrah kami ini? -Dalam redaksi yang lain: Tamattu’ kami ini?- Apakah hanya untuk tahun kita ini saja ataukah untuk selamanya? Maka Rasulullah Shallallohu’alaihi wasallam; mencengkeramkan (menyatukan) jari-jari tangan (kanannya,-Pent) pada jari-jari tangan (kiri-nya-Pent), dan berkata: ‘Umrah telah masuk dalam haji’ (sampai hari Kiamat), bahkan sampai selama-lamanya.”

 
 
 
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
 
Alhamdulillah, terima kasih atas ringkasan panduan haji tamattu ini, sangat bermanfaat untuk kami
Syukron ustadz panduan haji tamattunya, alhamdulillah bisa kami baca2
Alhamdulillah, syukron tim hajifuroda.id yang sudah membuat konten ini, sangat bermanfaat dan memudahkan rencana kami berhaji.