Calon jemaah haji kini diwajibkan memenuhi ketentuan kesehatan sebagai syarat utama penerbitan visa. Menteri Kesehatan Arab Saudi, Fahd Al-Jalajel, menegaskan bahwa kebijakan tersebut bukan sekadar administrasi, melainkan bagian dari komitmen pemerintah untuk memastikan keselamatan para tamu Allah sejak tahap awal keberangkatan.
“Standar kesehatan merupakan syarat mutlak bagi jemaah untuk memperoleh visa haji,” ujar Al-Jalajel dalam Konferensi Haji ke-5 bertajuk “Dari Visi ke Realitas: Integrasi Layanan dalam Musim Haji” yang digelar di Jeddah, Rabu (12/11).
Ia menjelaskan bahwa kebijakan ini dirancang agar setiap jemaah dapat menjalankan rangkaian ibadah dengan aman dan nyaman. Pemerintah Saudi turut mengoptimalkan teknologi mutakhir serta sistem analisis data real-time untuk memantau dan meningkatkan keselamatan selama pelaksanaan haji berlangsung.
Lebih lanjut, Al-Jalajel menyebutkan bahwa sistem layanan kesehatan Arab Saudi bekerja secara terintegrasi dengan berbagai lembaga — mulai dari fase pra-keberangkatan hingga jemaah kembali ke negara masing-masing. Salah satu prioritasnya adalah memastikan kemudahan akses terhadap layanan kesehatan berkualitas di seluruh titik lokasi haji.
Ia juga menegaskan bahwa daftar vaksinasi jemaah akan dievaluasi dan diperbarui setiap tahun sesuai dengan perkembangan risiko penyakit dari negara-negara asal jemaah. Pemerintah Saudi turut mempersiapkan langkah antisipatif terhadap tantangan perubahan iklim, termasuk paparan suhu ekstrem yang berisiko menimbulkan kelelahan dan gangguan kesehatan.
“Seluruh sektor bergerak untuk menghadirkan pelaksanaan haji yang aman dan sehat,” kata Al-Jalajel.
Menurutnya, langkah ini mencerminkan kesungguhan Arab Saudi dalam memberikan perlindungan dan layanan terbaik agar para tamu Allah dapat beribadah dengan tenang dan khusyuk.

