Pelajaran Berharga dari Kisah Uwais Al-Qarni
Dari kisah Uwais Al-Qarni, ada banyak hikmah yang bisa kita ambil:
1. Bakti kepada Orang Tua adalah Kunci Keberkahan
Uwais Al-Qarni mengajarkan bahwa berbakti kepada orang tua, terutama ibu, adalah amalan yang sangat dicintai Allah سبحانه وتعالى. Bahkan, doa dari ibu bisa mengantarkan seseorang kepada kemuliaan di dunia dan akhirat.
2. Keikhlasan adalah Kunci Kesuksesan Hakiki
Meskipun Uwais bukan seorang pemimpin, ulama, atau tokoh terkenal, ia justru menjadi manusia yang namanya harum di langit karena keikhlasannya. Ia tidak mencari popularitas, tetapi justru dicintai Allah dan Rasul-Nya.
3. Ketakwaan Lebih Utama daripada Segala Hal
Uwais Al-Qarni mungkin hidup dalam keterbatasan, tetapi ia memiliki kekayaan hati yang luar biasa. Ketakwaan dan keimanannya membuatnya lebih berharga di sisi Allah daripada banyak manusia lainnya.
4. Doa Orang yang Tulus Dikabulkan Allah
Rasulullah ﷺ sendiri menyebutkan bahwa doa Uwais sangat mustajab. Ini menjadi pelajaran bagi kita bahwa semakin ikhlas dan dekat dengan Allah سبحانه وتعالى, semakin besar peluang doa kita dikabulkan.
Kesimpulan
Uwais Al-Qarni adalah bukti bahwa kebesaran seseorang tidak diukur dari harta, jabatan, atau ketenaran, tetapi dari ketakwaan dan baktinya kepada orang tua. Ia adalah pemuda biasa yang namanya abadi di langit. Kisahnya seharusnya menjadi inspirasi bagi kita, terutama para pemuda, untuk selalu berbuat baik kepada orang tua dan menjaga ketakwaan kepada Allah سبحانه وتعالى.
Kisah Uwais al-Qarni yang menggendong ibunya dari Yaman ke Makkah untuk menunaikan ibadah haji. Ternyata, cerita ini lebih banyak ditemukan dalam sumber-sumber sekunder dan kisah-kisah inspiratif, tanpa dukungan kuat dari hadis atau riwayat yang sahih.
Memang, Rasulullah SAW pernah menyebut Uwais al-Qarni sebagai seorang tabi’in yang sangat berbakti kepada ibunya. Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya tabi’in yang terbaik adalah seorang pria yang bernama Uwais. Ia memiliki seorang ibu dan dulunya berpenyakit kulit (tubuhnya ada putih-putih). Perintahkanlah padanya untuk meminta ampun untuk kalian.” (HR. Muslim no. 2542).
Namun, detail tentang perjalanan hajinya sambil menggendong sang ibu tidak ditemukan dalam sumber-sumber hadis yang otentik. Kisah tersebut lebih banyak beredar sebagai cerita inspiratif yang menekankan pentingnya berbakti kepada orang tua.
Jadi, meskipun cerita itu mengandung pesan moral yang baik, kita perlu berhati-hati dalam menyikapi sumbernya. Tetap semangat dalam mencari ilmu dan kebenaran ya, bestie! 😊
Semoga kita bisa meneladani Uwais Al-Qarni dan mendapatkan keberkahan dalam hidup. Aamiin! 🙏
Sumber artikel : https://www.ceritaharamain.my.id/kisah-uwais-al-qarni-bakti-sejati-yang-mengguncang-langit/

