Menginjakkan kaki di Tanah Suci, memenuhi panggilan Ilahi untuk beribadah haji atau umrah, adalah dambaan setiap muslim. Perjalanan spiritual ini bukan sekadar perpindahan fisik, namun juga transformasi jiwa. Agar ibadah yang agung ini berbuah pahala sempurna dan mabrur, seorang hamba perlu membekali diri tak hanya dengan persiapan materi, namun juga dengan pemahaman mendalam tentang adab dan tuntunan syariat. Syekh Abdul Muhsin Al-Abbad hafidzahullahu Ta’ala, seorang ulama kharismatik dari kota Nabi, melalui karyanya “Tabshir An-Nasik bi Ahkami Al-Manasik”, mewariskan tujuh nasihat berharga yang menjadi kompas bagi setiap peziarah Baitullah. Mari kita telaah bersama mutiara hikmah ini agar perjalanan haji dan umrah kita menjadi ibadah yang khusyuk dan diridhai Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Pertama
Fondasi utama bagi calon haji dan umrah adalah kejernihan niat dan keikhlasan total dalam setiap amalan ibadah semata-mata karena Allah Ta’ala. Allah Ta’ala dalam hadis qudsi-Nya memperingatkan,
“Aku adalah Zat yang paling tidak membutuhkan sekutu. Maka, siapa yang beramal, lalu dia persekutukan Aku dengan yang lain dalam amalan tersebut, Aku tinggalkan dia bersama sekutunya.” (HR. Muslim : 2985)
Selain itu, dalam Sunan Ibnu Majah nomor 2890, meskipun sanadnya mengandung kelemahan (Ad-Dha’fu), terdapat riwayat dari sahabat mulia Anas radhiyallahu ‘anhu, yang mengisahkan doa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam ketika berhaji,
“Ya Allah, jadikanlah haji ini (sebagai haji) yang tidak ada riya dan sum’ah di dalamnya.” (HR. Ibnu Majah no. 2890).
Syekh Albani dalam kitabnya “As-Silsilah As-Shahihah” menyebutkan riwayat penguat hadis ini, sehingga derajatnya meningkat menjadi ‘hasan lighairihi’ (bukan dha’if).
Kedua
Antusiasme dalam mendalami seluk-beluk hukum spesifik terkait ibadah haji dan umrah menjadi esensial. Dengan pemahaman yang mendalam, seorang muslim akan menjalankan ibadahnya sesuai tuntunan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Dianjurkan untuk membaca buku-buku panduan hukum haji, seperti karya monumental Syekh Bin Baz rahimahullah berjudul ‘At-Tahqiq Wa Al-Idhah Likatsirin Min Masa’il Al-Hajj Wa Al-Umrah Wa Az-Ziyarah’ (Investigasi dan Penjelasan Terhadap Banyak Sekali Permasalahan Seputar Haji, Umrah, dan Ziarah).
Penting pula untuk bertanya kepada ulama dan ustaz yang kompeten mengenai hal-hal yang belum dipahami sebelum mengamalkannya, guna menghindari kekeliruan.