Sikap Muslim Terhadap Virus Corona
HajiFuroda.id, para calon jamaah haji yang dimuliakan oleh Allah. Betapa kita ketahui saat ini hampir seluruh belahan dunia sedang dilanda dengan musibah yaitu menyebarnya wabah Virus Corona COVID-19 yang hingga kini belum nampak obat yang mampu menyembuhkan penyakit ini.
Kondisi di beberapa negara bahkan sudah melakukan pemblokiran orang-orang masuk maupun keluar dari negara tersebut. Hal tersebut merupakan salah satu cara efektif untuk membatasi ruang gerak manusia yang terinfeksi agar tidak menularkannya ke orang-orang lain yang sehat.
Sejak awal Maret 2020 ini jamaah umroh dari seluruh wilayah harus mengalami penundaan keberangkatan, hal tersebut dikarenakan pemerintah Arab Saudi melakukan pengamanan negaranya dari kemungkinan-kemunginan terburuk yang dapat ditimbulkan oleh Virus Corona COVID-19.
Perhatian!
Bismillah, beberapa pesan kami untuk para pelajar di seluruh Indonesia yang saat ini sedang melakukan pembelajaran dari rumah dan mendapatkan tugas terkait bagaimana menyikapi COVID-19. Tidak perlu menghubungi kami secara personal melalui pesan Whatsapp, karena nomor Whatsapp yang kami berikan adalah layanan profesional untuk melayani para Jamaah Haji Furoda, dan kami belum bisa mengakomodir banyak pertanyaan yang sama dari para pelajar yang mengakses website kami.
Dari banyak pertanyaan-pertanyaan yang masuk langsung ke kami, dan bisa kami respon, semua pertanyaan terkait sebenarnya sudah jelas ada jawabannya ada pada artikel yang ditulis oleh Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal yang kami posting. Budayakan membaca sampai tuntas, pahami makanyanya, jangan langsung ingin tahu jawabannya.
Semoga kita semua dalam lindungan Allah Subhanallahu wa ta’ala dan Allah segera angkat wabah ini dari bumi tercinta Indonesia. Aamiin Allahumma Aaamiin.
Pendahuluan
Lantas bagaimana kita sebagai seorang muslim menyikapi hal ini? tentunya harus ada batasan-batasan syariat. Inilah sempurnanya Agama Islam, dalam kondisi musibah Islam telah mengatur bagaimana ummatnya harus bersikap, bukan hanya sekedar ukuran akal saja, namun ada prinsip ketuhanan yang harus kita pegang dalam menyikapi musibah yang melanda.
Berikut ini kami salin artikel yang ditulis oleh Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal dalam khotbah jum’at yang beliau sampaikan pada bulan Januari lalu di Gunungkidul, Yogyakarta.
Khotbah Jumat Tentang Virus Corona Covid-19
Amma ba’du …
Ma’asyirol muslimin rahimani wa rahimakumullah …
Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam, yang memerintahkan kita untuk terus bertakwa kepada-Nya.
Pada hari Jumat penuh berkah ini, kita diperintahkan bershalawat kepada Nabi besar kita, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Siapa yang bershalawat kepada beliau sekali, maka Allah akan membalas shalawatnya sebanyak sepuluh kali.
Pada khutbah Jumat kali ini, kita akan membahas virus corona dari Wuhan China yang mulai membuat kaum muslimin di negeri kita ini gelisah.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), virus corona adalah adalah kelompok virus yang umumnya menjangkiti hewan. Hanya dalam kasus yang jarang terjadi dapat ditularkan pada hewan ke manusia, seperti yang terjadi di Wuhan, China.
Virus corona dapat membuat orang sakit pneumonia Wuhan atau pneumonia China. Penyakit ini berbeda dengan jenis pneumonia biasa karena jenis virus yang berbeda pula.
Bagian tubuh yang terserang biasanya adalah saluran pernapasan atas ringan hingga sedang, mirip seperti flu biasa. Gejala-gejala yang muncul meliputi pilek, batuk, sakit tenggorokan, sakit kepala, dan demam. Untuk demam, yang membedakannya dengan gejala penyakit lainnya adalah waktu serangan atau inkubasinya yang lebih lama, yaitu mencapai 14 hari.
WHO menyatakan virus dapat menyebar dari kontak manusia dengan hewan dan manusia dengan manusia. Hingga saat ini belum diketahui hewan apa yang menyebarkan virus tersebut. Dugaan sementara mengarah pada ular dan kelelawar.
Lantas bagaimana kita sebagai seorang muslim menyikapi hal ini? tentunya harus ada batasan-batasan syariat. Inilah sempurnanya Agama Islam, dalam kondisi musibah Islam telah mengatur bagaimana ummatnya harus bersikap, bukan hanya sekedar ukuran akal saja, namun ada prinsip ketuhanan yang harus kita pegang dalam menyikapi musibah yang melanda.
Berikut ini kami salin artikel yang ditulis oleh Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal dalam khotbah jum’at yang beliau sampaikan pada bulan Januari lalu di Gunungkidul, Yogyakarta.
Amma ba’du …
Ma’asyirol muslimin rahimani wa rahimakumullah …
Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam, yang memerintahkan kita untuk terus bertakwa kepada-Nya.
Pada hari Jumat penuh berkah ini, kita diperintahkan bershalawat kepada Nabi besar kita, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Siapa yang bershalawat kepada beliau sekali, maka Allah akan membalas shalawatnya sebanyak sepuluh kali.
Pada khutbah Jumat kali ini, kita akan membahas virus corona dari Wuhan China yang mulai membuat kaum muslimin di negeri kita ini gelisah.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), virus corona adalah adalah kelompok virus yang umumnya menjangkiti hewan. Hanya dalam kasus yang jarang terjadi dapat ditularkan pada hewan ke manusia, seperti yang terjadi di Wuhan, China.
Virus corona dapat membuat orang sakit pneumonia Wuhan atau pneumonia China. Penyakit ini berbeda dengan jenis pneumonia biasa karena jenis virus yang berbeda pula.
Bagian tubuh yang terserang biasanya adalah saluran pernapasan atas ringan hingga sedang, mirip seperti flu biasa. Gejala-gejala yang muncul meliputi pilek, batuk, sakit tenggorokan, sakit kepala, dan demam. Untuk demam, yang membedakannya dengan gejala penyakit lainnya adalah waktu serangan atau inkubasinya yang lebih lama, yaitu mencapai 14 hari.
WHO menyatakan virus dapat menyebar dari kontak manusia dengan hewan dan manusia dengan manusia. Hingga saat ini belum diketahui hewan apa yang menyebarkan virus tersebut. Dugaan sementara mengarah pada ular dan kelelawar.
Berikut adalah beberapa nasihat dari Syaikh Prof. Dr. ‘Abdurrazaq Al-Badr (guru besar di Universitas Islam Madinah dan pengajar di Masjid Nabawi) yang kami ringkaskan dan kembangkan bagaimana kita seharusnya menghadapi virus yang satu ini:
Pertama: Tawakkal kepada Allah
Setiap muslim hendaknya pasrah dan tawakkal kepada Allah. Ingatlah segala sesuatu atas kuasa Allah dan sudah menjadi takdir-Nya. Ayat-ayat dan hadits-hadits berikut jadi renungan kita.
Dalil pertama,
مَا أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ وَمَن يُؤْمِن بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
“Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. At-Taghabun: 11)
Dari Abul ‘Abbas ‘Abdullah bin ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَاعْلَمْ أَنَّ الأُمَّةَ لَوِ اجْتَمَعَتْ عَلَى أَنْ يَنْفَعُوْكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَنْفَعُوْكَ إِلاَّ بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللهُ لَكَ، وَإِنِ اجْتَمَعُوا عَلَى أَنْ يَضُرُّوْكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَضُرُّوْكَ إِلاَّ بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللهُ عَلَيْكَ، رُفِعَتِ الأَقْلاَمُ وَجَفَّتِ الصُّحُفُ
“Ketahuilah apabila semua umat berkumpul untuk mendatangkan manfaat kepadamu dengan sesuatu, maka mereka tidak bisa memberikan manfaat kepadamu kecuali dengan sesuatu yang telah Allah tetapkan untukmu. Dan seandainya mereka pun berkumpul untuk menimpakan bahaya kepadamu dengan sesuatu, maka mereka tidak dapat membahayakanmu kecuali dengan sesuatu yang telah Allah tetapkan bagimu. Pena-pena (pencatat takdir) telah diangkat dan lembaran-lembaran (catatan takdir) telah kering.” (HR. Tirmidzi, dan ia berkata bahwa hadits ini hasan shahih).
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
كَتَبَ اللَّهُ مَقَادِيرَ الْخَلاَئِقِ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ بِخَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ
“Allah telah mencatat takdir setiap makhluk 50.000 tahun sebelum penciptaan langit dan bumi.” (HR. Muslim, no. 2653)
Dalam hadits lainnya disebutkan,
إِنَّ أَوَّلَ مَا خَلَقَ اللَّهُ الْقَلَمَ فَقَالَ اكْتُبْ. فَقَالَ مَا أَكْتُبُ قَالَ اكْتُبِ الْقَدَرَ مَا كَانَ وَمَا هُوَ كَائِنٌ إِلَى الأَبَدِ
“Sesungguhnya awal yang Allah ciptakan (setelah ‘arsy, air dan angin) adalah qalam (pena), kemudian Allah berfirman, ‘Tulislah.’ Pena berkata, ‘Apa yang harus aku tulis.’ Allah berfirman, ‘Tulislah takdir berbagai kejadian dan yang terjadi selamanya.’” (HR. Tirmidzi, no. 2155. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).
Kedua: Menjaga aturan Allah
Ingatlah kalau kita menjaga aturan Allah memerhatikan perintah dan menjauhi larangan, pasti Allah akan menjaga kita pula.
Dalam nasihat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma disebutkan,
احْفَظِ اللهَ يَحْفَظْكَ،
“Jagalah Allah, niscaya Allah akan menjagamu.” (HR. Tirmidzi, no. 2516; Ahmad, 1:293; Al-Hakim dalam Al-Mustadrak, 14:408. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan).
Ketiga: Ingatlah keadaan seorang mukmin antara bersyukur dan bersabar
Dari Shuhaib, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
عَجَبًا لأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ
“Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Seluruhnya urusannya itu baik. Ini tidaklah didapati kecuali pada seorang mukmin. Jika mendapatkan kesenangan, maka ia bersyukur. Itu baik baginya. Jika mendapatkan kesusahan, maka ia bersabar. Itu pun baik baginya.” (HR. Muslim, no. 2999)
Keempat: Lakukan ikhtiar dan sebab
Lakukanlah sebab dan lakukan berbagai upaya uintuk mengobati penyakit. Berobat dan mencari sebab tidaklah bertentangan dengan tawakkal.
Dalam hadits disebutkan tentang khasiat kurma,
مَنْ تَصَبَّحَ بِسَبْعِ تَمَرَاتٍ عَجْوَةً لَمْ يَضُرَّهُ ذَلِكَ الْيَوْمَ سُمٌّ وَلاَ سِحْرٌ
“Barangsiapa di pagi hari memakan tujuh butir kurma ajwa, maka ia tidak akan terkena racun dan sihir pada hari itu.” (Muttafaqun ‘alaih. HR. Bukhari no. 5779 dan Muslim no. 2047).
Untuk menghadapi wabah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan dalam hadits dari Usamah bin Zaid radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,
إِذَا سَمِعْتُمُ الطَّاعُونَ بِأَرْضٍ، فَلاَ تَدْخُلُوهَا، وَإِذَا وَقَعَ بِأرْضٍ، وأنْتُمْ فِيهَا، فَلاَ تَخْرُجُوا مِنْهَا. متفق عَلَيْهِ
“Apabila kalian mendengar wabah tha’un melanda suatu negeri, maka janganlah kalian memasukinya. Adapun apabila penyakit itu melanda suatu negeri sedang kalian ada di dalamnya, maka janganlah kalian keluar dari negeri itu.” (Muttafaqun ‘alaihi)
Kelima: Perkuat diri dengan dzikir, terutama sekali rutinkan dzikir pagi dan petang.
Dari ‘Utsman bin ‘Affan radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا مِنْ عَبْدٍ يَقُولُ فِي صَبَاحِ كُلِّ يَوْمٍ وَمَسَاءِ كُلِّ لَيْلَةٍ : بِسْمِ اللهِ الَّذِي لاَ يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي الأَرْضِ وَلاَ فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيعُ العَلِيمُ ، ثَلاثَ مَرَّاتٍ ، إِلاَّ لَمْ يَضُرَّهُ شَيْءٌ
“Tidaklah seorang hamba mengucapkan setiap pagi dari setiap harinya dan setiap petang dari setiap malamnya kalimat: BISMILLAHILLADZI LAA YADHURRU MA’ASMIHI SYAI-UN FIL ARDHI WA LAA FIS SAMAA’ WA HUWAS SAMII’UL ‘ALIIM (dengan nama Allah Yang dengan nama-Nya tidak ada sesuatu pun yang membahayakan di bumi dan tidak juga di langit, dan Dialah Yang Maha Mendegar lagi Maha Mengetahui) sebanyak tiga kali, maka tidak aka nada apa pun yang membahayakannya.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi. Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih). [HR. Abu Daud, no. 5088; Tirmidzi, no. 3388; Ibnu Majah, no. 3388. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan].
Disebutkan dalam hadits dari Abu Mas’ud Al-Badri radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ قَرَأَ بِالآيَتَيْنِ مِنْ آخِرِ سُورَةِ الْبَقَرَةِ فِى لَيْلَةٍ كَفَتَاهُ
“Siapa yang membaca dua ayat terakhir dari surat Al-Baqarah pada malam hari, maka ia akan diberi kecukupan.” (HR. Bukhari no. 5009 dan Muslim no. 808)
Juga ada anjuran membaca surah Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Naas.
وَعَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ خُبَيْبٍ – بِضَمِّ الخَاءِ المُعْجَمَةِ – – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – قَالَ : قَالَ لِي رَسُوْلُ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – : (( اقْرَأْ : قُلْ هُوَ اللهُ أحَدٌ ، والمُعَوِّذَتَيْنِ حِيْنَ تُمْسِي وَحِينَ تُصْبحُ ، ثَلاثَ مَرَّاتٍ تَكْفِيْكَ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ )) . رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ وَالتِّرْمِذِي ، وَقاَلَ : حَدِيْثٌ حَسَنٌ صَحِيْحٌ.
‘Abdullah bin Khubaib (dengan mendhammahkan kha’ mu’jamah) radhiyallahu ‘anhu, berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallamberkata kepadaku, ‘Bacalah: Qul huwallahu ahad (surah Al-Ikhlash) dan Al-Mu’awwidzatain (surah Al-Falaq dan An-Naas) saat petang dan pagi hari sebanyak tiga kali, maka itu mencukupkanmu dari segala sesuatunya.” (HR. Abu Daud, no. 5082 dan Tirmidzi, no. 3575. Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih).
Ini juga bacaan yang terkandung permohonan perlindungan secara sempurna dari berbagai mara bahaya, dibaca sekali ketika pagi dan petang:
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ، اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي دِيْنِيْ وَدُنْيَايَ وَأَهْلِيْ وَمَالِيْ اللَّهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَاتِى وَآمِنْ رَوْعَاتِى. اَللَّهُمَّ احْفَظْنِيْ مِنْ بَيْنِ يَدَيَّ، وَمِنْ خَلْفِيْ، وَعَنْ يَمِيْنِيْ وَعَنْ شِمَالِيْ، وَمِنْ فَوْقِيْ، وَأَعُوْذُ بِعَظَمَتِكَ أَنْ أُغْتَالَ مِنْ تَحْتِيْ
ALLAHUMMA INNII AS-ALUKAL ‘AFWA WAL ‘AAFIYAH FID DUNYAA WAL AAKHIROH. ALLAHUMMA INNII AS-ALUKAL ‘AFWA WAL ‘AAFIYAH FII DIINII WA DUN-YAYA WA AHLII WA MAALII. ALLAHUMAS-TUR ‘AWROOTII WA AAMIN ROW’AATII. ALLAHUMMAHFAZH-NII MIM BAYNI YADAYYA WA MIN KHOLFII WA ‘AN YAMIINII WA ‘AN SYIMAALII WA MIN FAWQII WA A’UDZU BI ‘AZHOMATIK AN UGHTALA MIN TAHTII.
Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kebajikan dan keselamatan di dunia dan akhirat. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kebajikan dan keselamatan dalam agama, dunia, keluarga dan hartaku. Ya Allah, tutupilah auratku (aib dan sesuatu yang tidak layak dilihat orang) dan tenteramkanlah aku dari rasa takut. Ya Allah, peliharalah aku dari muka, belakang, kanan, kiri dan atasku. Aku berlindung dengan kebesaran-Mu, agar aku tidak disambar dari bawahku (oleh ular atau tenggelam dalam bumi dan lain-lain yang membuat aku jatuh).” (HR. Abu Daud no. 5074 dan Ibnu Majah no. 3871. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini sahih).
Keenam: Jangan percaya berita HOAX, dan pintar-pintar menyaring berita
Wajib bagi setiap muslim tidak hanyut dan terlena dengan kabar-kabar dusta atau kita biasa sebut dengan HOAX.
Misal berita-berita HOAX yang tersebar di media sosial dan WA:
- Kurma harus dicuci bersih karena mengandung virus corona yang berasal dari kelelawar. Ini info yang tidak benar.
- Virus corona bisa disembuhkan dengan bawang putih. Faktanya, menurut Ahli vaksin dari OMNI Hospitals Pulomas, dr Dirga Sakti Rambe, klaim bawang putih dapat menyembuhkan virus corona bisa dipastikan tidak benar alias hoaks. Menurutnya hingga saat ini belum ada obat atau vaksin yang teruji bisa menghalau virus. Ditegaskan juga oleh Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan dr. Wiendra Waworuntu bahwa belum ada vaksin maupun obat untuk Virus Corona baru ini.
- HP Xiaomi buatan China dapat menularkan virus corona. Yang benar virus corona tidak bisa hidup jika menempel di benda mati.
Seorang muslim harus pandai menyikapi berita dengan kroscek terlebih dahulu:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” (QS. Al Hujurat: 6).
Ketujuh: Bersabar
Allah Ta’ala berfirman,
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوفْ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الأَمَوَالِ وَالأنفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ , الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُم مُّصِيبَةٌ قَالُواْ إِنَّا لِلّهِ وَإِنَّـا إِلَيْهِ رَاجِعونَ . أُولَـئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِّن رَّبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَأُولَـئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun” (segala sesuatu milik Allah dan kembali kepada Allah). Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Al-Baqarah: 155-157).
Penutup: Ingatlah musibah yang paling besar adalah musibah yang menimpa agama, bukan musibah dunia.
Diriwayatkan oleh Imam Baihaqi dalam ‘Syuabul-Iman’, dari Syuraih Al-Qadhi rahimahullah ia berkata, “Sesungguhnya aku ditimpa musibah dan aku memuji kepada Allah karena empat hal:
- Aku memuji Allah atas ujian yang tidak lebih besar dari yang menimpa ini.
- Aku memuji Allah tatkala aku diberikan kesabaran atasnya.
- Aku memuji Allah karena diberikan taufik mengucapkan kalimat Istirja’ (inna lillahi wa inna ilaihi rooji’un) hingga mengapai pahalanya.
- Aku memuji Allah karena musibah yang menimpaku bukan musibah dalam agamaku.”
Artikel lengkap dapat anda akses pada website resmi berikut ini:
https://rumaysho.com/23237-khutbah-jumat-menyikapi-virus-corona.html
FAQ
Berikut ini adalah FAQ atau Pertanyaan dan Jawaban seputar Coronavirus COVID-19 yang kami salin dari website WHO Indonesia, semoga dapat menjadi informasi bagi ikita semua.
Coronavirus adalah suatu kelompok virus yang dapat menyebabkan penyakit pada hewan atau manusia. Beberapa jenis coronavirus diketahui menyebabkan infeksi saluran pernapasan pada manusia mulai dari batuk pilek hingga yang lebih serius seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus jenis baru yang ditemukan menyebabkan penyakit COVID-19.
COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh jenis coronavirus yang baru ditemukan. Virus baru dan penyakit yang disebabkannya ini tidak dikenal sebelum mulainya wabah di Wuhan, Tiongkok, bulan Desember 2019.
Gejala-gejala COVID-19 yang paling umum adalah demam, rasa lelah, dan batuk kering. Beberapa pasien mungkin mengalami rasa nyeri dan sakit, hidung tersumbat, pilek, sakit tenggorokan atau diare, Gejala-gejala yang dialami biasanya bersifat ringan dan muncul secara bertahap. Beberapa orang yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala apa pun dan tetap merasa sehat. Sebagian besar (sekitar 80%) orang yang terinfeksi berhasil pulih tanpa perlu perawatan khusus. Sekitar 1 dari 6 orang yang terjangkit COVID-19 menderita sakit parah dan kesulitan bernapas. Orang-orang lanjut usia (lansia) dan orang-orang dengan kondisi medis yang sudah ada sebelumnya seperti tekanan darah tinggi, gangguan jantung atau diabetes, punya kemungkinan lebih besar mengalami sakit lebih serius.
Mereka yang mengalami demam, batuk, dan kesulitan bernapas sebaiknya mencari pertolongan medis.
Orang dapat tertular COVID-19 dari orang lain yang terjangkit virus ini. COVID-19 dapat menyebar dari orang ke orang melalui percikan-percikan dari hidung atau mulut yang keluar saat orang yang terjangkit COVID-19 batuk atau mengeluarkan napas. Percikan-percikan ini kemudian jatuh ke benda-benda dan permukaan-permukaan di sekitar. Orang yang menyentuh benda atau permukaan tersebut lalu menyentuh mata, hidung atau mulutnya, dapat terjangkit COVID-19. Penularan COVID-19 juga dapat terjadi jika orang menghirup percikan yang keluar dari batuk atau napas orang yang terjangkit COVID-19. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menjaga jarak lebih dari 1 meter dari orang yang sakit.
WHO terus mengkaji perkembangan penelitian tentang cara penyebaran COVID-19 dan akan menyampaikan temuan-temuan terbaru.
———————————————————————————————-
Apakah virus penyebab COVID-19 ini dapat menular melalui udara?
Menurut penelitian sejauh ini, virus penyebab COVID-19 ini umumnya menular melalui kontak dengan percikan dari saluran pernapasan, bukan melalui udara. Lihat jawaban sebelumnya tentang “Bagaimana cara COVID-19 menyebar?”
———————————————————————————————-
Apakah COVID-19 dapat menular dari orang yang tidak menunjukkan gejala?
Cara utama penyebaran penyakit ini adalah melalui percikan saluran pernapasan yang dihasilkan saat batuk. Risiko penularan COVID-19 dari orang yang tidak ada gejala sama sekali sangatlah rendah. Namun, banyak orang yang terjangkit COVID-19 hanya mengalami gejala-gejala ringan, terutama pada tahap-tahap awal. Karena itu, COVID-19 dapat menular dari orang yang, misalnya, hanya batuk ringan tetapi merasa sehat. WHO terus mengkaji perkembangan penelitian tentang cara penyebaran COVID-19 dan akan menyampaikan temuan-temuan terbaru.
———————————————————————————————
Apakah saya dapat tertular COVID-19 dari feses orang yang terjangkit penyakit ini?
Risiko penularan COVID-19 dari feses orang yang terinfeksi COVID-19 adalah kecil. Penelitian awal memang mengindikasikan bahwa dalam kasus-kasus tertentu virus ini bisa ada di feses, tetapi dalam konteks wabah yang sedang terjadi ini, rute penularan ini tidak menjadi kekhawatiran. WHO terus mengkaji perkembangan penelitian tentang cara penyebaran COVID-19 dan akan menyampaikan temuan-temuan terbaru. Namun demikian, karena risiko tetap ada (walaupun kecil), hal ini memperkuat alasan mengapa kita harus rajin mencuci tangan setelah menggunakan kamar mandi dan sebelum makan.
Perlindungan untuk semua orang
Tetap ikuti informasi terbaru tentang wabah COVID-19 yang tersedia di situs web WHO dan melalui Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan daerah Anda. Di banyak negara di dunia, kasus dan bahkan wabah COVID-19 telah terjadi. Pemerintah Tiongkok dan pemerintah beberapa negara lain telah berhasil memperlambat atau menghentikan wabah yang terjadi di wilayahnya. Namun, situasi yang ada masih sulit diprediksi. Karena itu, tetaplah ikuti berita terbaru.
Anda dapat mengurangi risiko terinfeksi atau menyebarkan COVID-19 dengan cara melakukan beberapa langkah pencegahan:
- Seringlah mencuci tangan Anda dengan air bersih mengalir dan sabun, atau cairan antiseptik berbahan dasar alkohol. Mengapa? Mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun, atau cairan antiseptik berbahan dasar alkohol dapat membunuh virus di tangan Anda.
- Jaga jarak setidaknya 1 meter dengan orang yang batuk-batuk atau bersin-bersin. Mengapa? Ketika batuk atau bersin, orang mengeluarkan percikan dari hidung atau mulutnya dan percikan ini dapat membawa virus. Jika Anda terlalu dekat, Anda dapat menghirup percikan ini dan juga virus COVID-19 jika orang yang batuk itu terjangkit penyakit ini.
- Hindari menyentuh mata, hidung, dan mulut. Mengapa? Tangan menyentuh berbagai permukaan benda dan virus penyakit ini dapat tertempel di tangan. Tangan yang terkontaminasi dapat membawa virus ini ke mata, hidung atau mulut, yang dapat menjadi titik masuk virus ini ke tubuh Anda sehingga Anda menjadi sakit.
- Pastikan Anda dan orang-orang di sekitar Anda mengikuti etika batuk dan bersin dengan cara menutup mulut dan hidung dengan siku terlipat atau tisu saat batuk atau bersin dan segera buang tisu bekas tersebut.
Mengapa? Percikan dapat menyebarkan virus. Dengan mengikuti etika batuk dan bersin, Anda melindungi orang-orang di sekitar dari virus-virus seperti batuk pilek, flu, dan COVID-19. - Tetaplah tinggal di rumah jika merasa kurang sehat. Jika Anda demam, batuk dan kesulitan bernapas, segeralah cari pertolongan medis dan tetap memberitahukan kondisi Anda terlebih dahulu. Ikuti arahan Dinas Kesehatan setempat Anda.
Mengapa? Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan daerah akan memiliki informasi terbaru tentang situasi di wilayah Anda. Dengan memberitahukan kondisi Anda terlebih dahulu, petugas kesehatan yang akan merawat Anda dapat segera mengarahkan Anda ke fasilitas pelayanan kesehatan yang tepat. Langkah ini juga melindungi Anda dan membantu mencegah penyebaran virus dan infeksi lainnya. - Tetap ikuti informasi terbaru tentang hotspot–hotspot COVID-19 (kota atau daerah di mana COVID-19 menyebar luas). Jika memungkinkan, hindari bepergian ke tempat-tempat tersebut – terutama jika Anda sudah berusia lanjut atau mengidap diabetes, sakit jantung atau paru-paru
Mengapa? Kemungkinan tertular COVID-19 lebih tinggi di tempat-tempat tersebut.
Perlindungan jika (dalam waktu 14 hari terakhir) sedang berada di atau pernah berkunjung ke wilayah di mana COVID-19 menyebar
- Ikuti panduan di atas (Perlindungan untuk semua orang)
- Lakukan isolasi diri dengan cara tetap tinggal di rumah jika Anda mulai merasa kurang sehat, bahkan jika gejalanya ringan seperti sakit kepala, demam berskala rendah (37.3˚ C atau lebih) dan pilek ringan, sampai Anda sembuh. Jika orang lain harus membawakan Anda persediaan atau jika Anda harus keluar, misal untuk membeli makanan, kenakanlah masker agar tidak menginfeksi orang lain.
Mengapa? Jika Anda tidak melakukan kontak fisik dengan orang lain dan tidak mengunjungi fasilitas medis, diri Anda dan orang lain akan terlindung dari virus COVID-19 dan lainnya, dan fasilitas kesehatan akan dapat beroperasi lebih efektif. - Jika anda demam batuk dan kesulitan bernapas, segera minta nasihat dokter karena kondisi ini bisa jadi dikarenakan infeksi saluran pernapasan atau kondisi serius lainnya. Jika Anda sudah memberitahukan kondisi Anda terlebih dahulu, petugas kesehatan dapat lebih cepat mengarahkan Anda ke fasilitas kesehatan yang tepat. Hal ini juga membantu mencegah kemungkinan penyebaran COVID-19 dan virus-virus lainnya.
Risiko tertular tergantung lokasi Anda – lebih tepatnya, apakah sedang terjadi wabah COVID-19 di sana.
Di sebagian besar lokasi, risiko tertular COVID-19 masih rendah. Namun, ada tempat-tempat (kota atau wilayah) di seluruh dunia di mana penyakit ini menyebar. Orang yang tinggal di atau mengunjungi wilayah-wilayah ini lebih berisiko tertular COVID-19. Pemerintah-pemerintah dan otoritas kesehatan mengambil tindakan tegas setiap kali kasus COVID-19 baru teridentifikasi.
Patuhilah larangan-larangan perjalanan, pergerakan atau pertemuan dengan jumlah peserta yang besar yang diberlakukan di tempat Anda berada. Bekerja sama dengan upaya-upaya pengendalian penyakit akan menurunkan risiko Anda tertular atau menyebarkan COVID-19.
Wabah dan penularan COVID-19 dapat ditahan dan dihentikan, seperti yang terjadi di Tiongkok dan beberapa negara lain. Sayangnya, wabah-wabah baru terjadi dengan cepat. Anda perlu mengetahui situasi di tempat Anda berada atau yang akan Anda kunjungi. WHO mempublikasikan laporan terbaru tentang situasi COVID-19 di seluruh dunia setiap harinya.
Laporan ini dapat dilihat di https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019/situation-reports/
Penyakit yang disebabkan infeksi COVID-19 pada umumnya bersifat ringan, terutama pada anak-anak dan orang dewasa muda. Namun, infeksi ini tetap dapat menyebabkan penyakit serius: sekitar 1 dari 5 orang yang terjangkit membutuhkan perawatan di rumah sakit. Karenanya, wajar jika orang khawatir tentang dampak wabah COVID-19 pada diri mereka dan orang-orang yang mereka kasihi.
Kita dapat menyalurkan kekhawatiran kita dengan cara melindungi diri kita, orang-orang yang kita kasihi dan masyarakat kita. Tindakan yang terpenting adalah rajin mencuci tangan secara menyeluruh dan menutup hidung dan mulut saat batuk dan bersin. Selain itu, tetap ikuti perkembangan informasi dan patuhi nasihat dinas kesehatan setempat termasuk pembatasan perjalanan, pergerakan dan pertemuan yang diberlakukan.
Pelajari lebih lanjut cara melindungi diri di https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019/advice-for-public
Sementara ini kita masih perlu mempelajari dampak COVID-19 terhadap manusia, tetapi sejauh ini lansia dan orang-orang yang sudah memiliki keadaan medis sebelumnya (seperti tekanan darah tinggi, penyakit jantung, penyakit paru-paru, kanker atau diabetes) terindikasi mengalami sakit yang lebih parah.
Tidak. Antibiotik tidak dapat melawan virus, melainkan hanya melawan infeksi bakteri. COVID-19 disebabkan oleh virus sehingga antibiotik tidak efektif. Antibiotik tidak boleh digunakan untuk mencegah atau mengobati COVID-19. Antibiotik hanya digunakan sesuai arahan dokter untuk mengobati infeksi bakteri.
Meskipun obat-obatan barat, tradisional atau buatan sendiri dapat meringankan gejala-gejala COVID-19, obat-obatan yang ada belum terbukti dapat mencegah atau menyembuhkan penyakit ini. WHO tidak merekomendasikan tindakan mengobati diri sendiri dengan obat apa pun, termasuk antibiotik, untuk mencegah atau menyembuhkan COVID-19. Namun, beberapa obat-obatan barat dan tradisional sedang diuji klinis. WHO akan terus memberikan informasi terbaru seiring tersedianya temuan klinis.
Belum ada. Hingga kini, belum ada vaksin dan obat melawan virus tertentu untuk mencegah atau mengobati COVID-19. Namun, orang-orang yang sakit perlu mendapatkan perawatan untuk meredakan gejala-gejalanya. Orang-orang yang sakit serius harus dibawa ke rumah sakit. Sebagian besar pasien sembuh karena perawatan untuk gejala yang dialami.
Ada beberapa kandidat vaksin dan obat tertentu yang masih diteliti melalui uji klinis. WHO mengkoordinasikan upaya menyediakan vaksin dan obat yang mencegah dan mengobati COVID-19.
Cara paling efektif melindungi diri dan orang lain dari COVID-19 adalah sering mencuci tangan, menutup mulut saat batuk dengan siku yang terlipat atau tisu, dan menjaga jarak setidaknya 1 meter dari orang yang batuk-batuk atau bersin-bersin.
(Lihat Langkah-langkah perlindungan dasar terhadap coronavirus baru).
Tidak. Virus penyebab COVID-19 dan virus penyebab wabah Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) tahun 2003 memang memiliki hubungan genetik dengan satu sama lain, tetapi penyakit yang ditimbulkannya berbeda.
SARS lebih mematikan tetapi penularannya lebih rendah dibandingkan COVID-19. Tidak ada wabah SARS di mana pun sejak tahun 2003.
Kenakan masker hanya jika Anda sakit disertai gejala-gejala COVID-19 (terutama batuk) atau merawat orang yang mungkin terjangkit COVID-19. Masker sekali pakai hanya dapat digunakan satu kali saja. Jika Anda tidak sakit dan tidak merawat orang yang sakit, namun Anda memakai masker maka Anda memboroskan masker.
Telah terjadi kekurangan masker di mana-mana, sehingga WHO mendorong orang-orang untuk menggunakan masker dengan bijak.
WHO menyarankan agar masker medis digunakan secara bijak, sehingga pemborosan tidak terjadi dan masker tidak disalahgunakan (lihat Saran penggunaan masker).
Cara paling efektif melindungi diri dan orang lain dari COVID-19 adalah sering mencuci tangan, menutup mulut saat batuk dengan siku yang terlipat atau tisu, dan menajga jarak setidaknya 1 meter dari orang yang batuk-batuk atau bersin-bersin. Lihat Langkah-langkah perlindungan dasar terhadap coronavirus baru untuk mendapatkan informasi lebih lanjut.
- Ingat, masker sebaiknya hanya digunakan oleh tenaga kesehatan, orang yang merawat orang sakit, dan orang-orang yang memiliki gejala-gejala pernapasan, seperti demam dan batuk.
- Sebelum menyentuh masker, bersihkan tangan dengan air bersih mengalir dan sabun atau cairan antiseptik berbahan dasar alkohol.
- Ambil masker dan periksa apakah ada sobekan atau lubang.
- Pastikan arah masker sudah benar (pita logam terletak di sisi atas).
- Pastikan sisi depan masker (sisi yang berwarna) menghadap depan.
- Letakkan masker di wajah Anda. Tekan pita logam atau sisi masker yang kaku sampai menempel sempurna ke hidung.
- Tarik sisi bawah masker sampai menutupi mulut dan dagu.
- Setelah digunakan, lepas masker; lepas tali elastis dari daun telinga sambil tetap menjauhkan masker dari wajah dan pakaian, untuk menghindari permukaan masker yang mungkin terkontaminasi.
- Segera buang masker di tempat sampah tertutup setelah digunakan
- Bersihkan tangan setelah menyentuh atau membuang masker – gunakan cairan antiseptik berbahan dasar alkohol atau, jika tangan terlihat kotor, cuci tangan dengan air bersih mengalir dan sabun.
Masa inkubasi adalah jangka waktu antara terjangkit virus dan munculnya gejala penyakit. Pada umumnya masa inkubasi COVID-19 diperkirakan berkisar dari 1 hingga 14 hari, umumnya sekitar lima hari. Perkiraan ini akan diperbarui seiring dengan tersedianya lebih banyak data.
Coronavirus adalah kelompok virus yang biasanya terdapat pada binatang. Terkadang, orang terinfeksi virus-virus ini, yang kemudian menyebar ke orang lain, seperti SARS-CoV dan MERS-CoV. SARS-CoV dikaitkan dengan musang, sedangkan MERS-CoV ditularkan oleh unta. Hewan penular COVID-19 belum bisa dipastikan sampai saat ini.
Untuk melindungi diri, misalnya saat mengunjungi pasar hewan hidup, hindari kontak langsung dengan hewan hidup dan permukaan yang bersentuhan dengan hewan. Pastikan kebersihan makanan selalu dijaga. Berhati-hatilah ketika memegang daging, susu atau organ hewan mentah untuk menghindari kontaminasi dengan makanan mentah dan hindari konsumsi produk-produk hewan yang mentah atau tidak matang sempurna.
Tidak. Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa hewan pendamping atau peliharaan seperti kucing dan anjing terinfeksi atau menyebarkan virus penyebab COVID-19.
WHO terus memantau penelitian terbaru tentang topik ini serta topik-topik COVID-19 lainnya dan akan menyampaikan temuan-temuan terbaru.
Belum dipastikan berapa lama virus penyebab COVID-19 bertahan di atas permukaan, tetapi perilaku virus ini menyerupai jenis-jenis coronavirus lainnya. Penelitian coronavirus, dan juga informasi awal tentang virus penyebab COVID-19, mengindikasikan bahwa coronavirus dapat bertahan di permukaan antara beberapa jam hingga beberapa hari. Lamanya coronavirus bertahan mungkin dipengaruhi kondisi-kondisi yang berbeda (seperti jenis permukaan, suhu atau kelembapan lingkungan).
Jika Anda merasa suatu permukaan mungkin terinfeksi, bersihkanlah dengan disinfektan sederhana untuk membunuh virus dan melindungi diri Anda dan orang lain. Cuci tangan Anda dengan air bersih mengalir dan sabun atau cairan antiseptik berbahan dasar alkohol. Hindari menyentuh mata, mulut, atau hidung Anda.
Ya. Kecil kemungkinan barang komersial terkontaminasi dari orang yang terinfeksi dan kecil juga risiko tertular virus penyebab COVID-19 dari paket yang sudah berpindah, berada dalam perjalanan, dan terpapar kondisi serta suhu yang berbeda-beda.
Tindakan-tindakan berikut TIDAK efektif melawan COVID-19 dan bahkan bisa berbahaya:
• Merokok
• Mengenakan lebih dari satu masker
• Meminum antibiotik (Lihat pertanyaan 10 “Apakah antibiotik efektif mencegah dan menangani COVID-19?”)
Apa pun keadaannya, jika Anda mengalami demam, batuk dan kesulitan bernapas, segeralah mencari pertolongan medis untuk mengurangi risiko terkena infeksi yang lebih parah dan sampaikan riwayat perjalanan Anda baru-baru ini kepada tenaga kesehatan.