Sejak 3 Februari 2021 tidak ada keberangkatan jemaah umroh asal Indonesia, hal tersebut dikarenakan penerbangan ke Arab Saudi ditutup untuk 20 negara, termasuk Indonesia. Hingga artikel ini ditulis masih belum ada tanda-tanda berarti apakah penerbangan dari Indonesia ke Arab Saudi untuk melaksanakan ibadah umroh akan dibuka dalam waktu dekat? Kami berharap semoga Allah mudahkan sebagal prosesnya.
Pemerintah Indonesia hingga kini masih mengupayakan berbagai kondisi dan skenario terkait pelaksananaan Ibadah Haji tahun 2021/1442 H, namun karena belum adanya kepastian dari pemerintah Arab Saudi berbagai skenario yang ada masih bersifat kemungkinan-kemungkinan saja.
Lantas bagaimana nasib jemaah haji dengan Visa Mujamalah atau dikenal dengan Visa Furoda? apakah akan ada keberangkatan di tahun 2021 ini.? Secara teknis apabila Haji ONH Plus yang dikelola oleh PIHK mendapat kuota, Haji Furoda 2021 juga akan memiliki peluang besar untuk berangkat, karena sejak 2019 telah ada maktab khusus yang diperuntukkan bagi jemaah haji dengan program non kuota Visa resmi Mujamalah/Furoda.
Berikut ini beberapa berita terkait pelaksanaan ibadah Haji 2021/1442 yang berhasil kami himpun untuk anda semua.
1. 158 Ribu Jamaah Haji Didaftarkan Prioritas Vaksinasi
Dilansir dari ihram.co.id, Kementerian Agama (Kemenag) secara bertahap sudah memvalidasi data jamaah haji yang diajukan untuk mendapatkan prioritas vaksinasi tahap kedua. Sebanyak 158 jamaah haji sudah didaftarkan untuk mendapatkan prioritas vaksinasi.
Plt Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Oman Fathurahman mengatakan, data jamaah lainnya masih dalam proses verifikasi ulang. “Hari ini, tercatat sudah ada 158 ribu jamaah yang sudah bisa diakses Kementerian Kesehatan untuk didaftarkan dalam usulan prioritas vaksinasi tahap kedua,” ujar Oman dalam siaran pers Kemenag di Jakarta, Kamis (18/2).
“Ini sebagai langkah antisipasi jika pemerintah Arab Saudi memutuskan memberikan kuota jamaah haji 1442 H kepada Indonesia,” imbuhnya.
sumber berita: https://ihram.co.id/berita/qoqhvl366/158-ribu-jamaah-haji-didaftarkan-prioritas-vaksinasi
2. Kemenag Sinkronisasi Data Calon Jamaah Haji yang Divaksin
Arab Saudi hingga saat ini masih belum memberikan kepastian terkait pelaksanaan haji. Meski demikian, Kementerian Agama (Kemenag) tetap melakukan persiapan, termasuk memberikan vaksin Covid-19 bagi calon haji (calhaj).
“Sedang tahap sinkronisasi data,” ujar Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Dirjen PHU) Kementerian Agama, Oman Fathurahman, saat ditanya kelanjutan persiapan vaksin, Rabu (17/2).
Sebelumnya, ia menyebut pihaknya sedang mengusahakan pemberian vaksin Covid-19 bagi calhaj, di luar vaksin meningitis dan flu. Pemberian vaksin ini merupakan hak jamaah, bukan sebuah kewajiban.
Untuk jadwal kapan dimulainya vaksin bagi calon jamaah haji, Oman Fathurahman menyebut pihaknya menunggu informasi dari Kementerian Kesehatan. “Masih menunggu jadwal dari Kemenkes,” kata dia.
Lebih lanjut terkait persiapan haji, ia sebelumnya menyebut Kemenag terus melakukan analisis terkait situasi yang berkembang. Analisis situasi ini tidak hanya di Arab Saudi tapi juga di Indonesia, khususnya terkait perkembangan vaksinasi masal.
Untuk persiapan akomodasi dan katering bagi jamaah haji, ia menyebut akan melanjutkan yang telah disurvei sebelumnya. Meski demikian, akan dilakukan beberapa penyesuaian.
Perlu diketahui, pada 2020 kemarin Kemenag telah melakukan penjajakan dengan sejumlah perusahaan penyedia layanan haji di Arab Saudi. Pihak Kemenag bahkan telah melakukan survei ke Arab Saudi pada Februari 2020.
Meski demikian, mengikuti imbauan dari Kerajaan Arab Saudi, Kemenag tidak menandatangani kontrak apapun dengan penyedia layanan haji.
sumber berita: https://ihram.co.id/berita/qoo3tu335/kemenag-sinkronisasi-data-calon-jamaah-haji-yang-divaksin
3. Malaysia-Arab Saudi Atur Rencana Bahas Kuota Haji Umroh
Malaysia dan Arab Saudi diperkirakan akan segera mengadakan pertemuan. Atase Agama Kedutaan Besar Arab Saudi di Malaysia, Sheikh Abdul Rahman Al-Rubaian, menyebut dalam pertemuan itu, akan dibahas tentang kuota haji dan umrah.
Dia mengatakan, Pemerintah Saudi, Penjaga Dua Masjid Suci, diharapkan dapat menerima kunjungan Perdana Menteri Malaysia, Tan Sri Muhyiddin Yassin, agar pembahasan tersebut bisa terlaksana.
“Diskusi antara kedua negara tentang kuota haji dan umrah tahun ini akan berlangsung dalam waktu dekat, ketika Arab Saudi menerima kunjungan resmi dari Perdana Menteri Malaysia, Menteri Luar Negeri Datuk Seri Hishammuddin Tun Hussein, dan Menteri Urusan Agama, Datuk Seri Dr Zulkifli Mohamad Al-Bakri,” ujar Sheikh Abdul Rahman, dikutip di The Edge Market, Selasa (16/2).
Sebagai tambahan, ia menyebut Malaysia tidak termasuk dalam daftar 20 negara yang dilarang masuk sementara ke Arab Saudi, sebagai langkah untuk mengekang penyebaran Covid-19.
Sebelumnya, pada 3 Februari pemerintah Saudi menghentikan sementara masuknya orang dari 20 negara. Negara yang dimaksud adalah Argentina, Uni Emirat Arab, Jerman, Amerika Serikat, Indonesia, Italia, Pakistan, Inggris, Turki, Swedia, Prancis, Lebanon, Mesir, India, Jepang, Irlandia, Brasil, Portugal, Swiss dan Afrika Selatan.
Dalam pertemuannya dengan Ketua LSM Antarabangsa, Datuk Dr Mustapha Ahmad Marican, baru-baru ini, Sheikh Abdul Rahman mengatakan pertemuan nanti akan membahas beberapa hal selain haji dan umrah. Di antaranya adalah masalah pendidikan yang melibatkan mahasiswa Malaysia di Arab Saudi, serta hal-hal yang berkaitan dengan perdagangan dan investasi.
“Semua rekomendasi yang diajukan oleh LSM Antarabangsa akan ditelaah dan disesuaikan dengan baik untuk perhatian Arab Saudi,” katanya.
sumber berita: https://ihram.co.id/berita/qom7sh430/malaysiaarab-saudi-atur-rencana-bahas-kuota-haji-umroh
4. Arab Saudi Masih Belum Beri Kepastian Rencana Haji 2021
Menteri Federal Urusan Agama dan Kerukunan Umat Beragama Pakistan, Pir Noor-ul-Haq Qadri, mengatakan sejauh ini pemerintah Saudi belum menjelaskan secara jelas terkait rencana haji 2021.
Dilansir di Business Recorder, Senin (15/2), Saudi disebut belum menginformasikan apakah ibadah haji akan dilaksanakan sesuai keadaan normal atau mengikuti prosedur operasi standar (SOP) dan protokol kesehatan terkait Covid-19.
Kepada awak media di Jamia Ashraful Madaris Okara, ia mengatakan seharusnya dalam situasi normal, nota kesepahaman (MoU) dengan pemerintah Saudi telah ditandatangani sejak November lalu. Sejauh ini Pemerintah Saudi belum menandatangani MoU dengan negara mana pun.
Ia lantas mengatakan pihaknya terus melakukan komunikasi dengan otoritas Saudi, yang sampai saat ini meminta menunggu keputusan akhir. Menteri Qadri juga menegaskan jika haji dikaitkan dengan vaksinasi korona, maka Pakistan siap.
Sumber berita: https://ihram.co.id/berita/qojstp430/arab-saudi-masih-belum-beri-kepastian-rencana-haji-2021